JAKARTA – suksesmedia.id – Dunia kerja yang sangat kompetitif, sedikit banyak telah berdampak pada tingkat turn over atau keluar masuk pegawai di sejumlah perusahaan. Saat kamu ingin resign atau keluar dari kantormu, sesungguhnya diperlukan pertimbangan yang cukup matang, agar tidak menyesal di kemudian hari.
Pegawai resign merupakan hal yang umum terjadi di lingkungan kerja, namun seringkali dapat menimbulkan kekhawatiran bagi perusahaan. Ketika seorang pegawai memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya, ada berbagai alasan yang mendasarinya. Mengetahui alasan-alasan tersebut adalah langkah awal dalam memahami bagaimana mempertahankan talenta di perusahaan.
Nah berikut ini adalah tujuh alasan pegawai resign dari pekerjaanya:
1. Kurangnya Penghargaan dan Pengakuan
Salah satu alasan utama yang mendorong pegawai untuk resign adalah kurangnya penghargaan dan pengakuan atas kontribusi mereka. Ketika pegawai merasa bahwa usaha dan prestasi mereka tidak dihargai oleh atasan atau manajemen, mereka cenderung merasa tidak termotivasi dan merasa diabaikan. Ini bisa menjadi pemicu yang kuat untuk mencari kesempatan baru di tempat kerja lain yang memberikan penghargaan yang lebih baik.
2. Kurangnya Kesempatan dan Pengembangan
Pegawai yang merasa bahwa mereka tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan mereka atau meningkatkan karir mereka dalam perusahaan cenderung mencari peluang di tempat lain. Ketika mereka merasa terjebak dalam posisi yang tidak menantang atau tidak memberikan ruang untuk pertumbuhan, maka resign bisa menjadi pilihan yang lebih baik bagi para pegawai.
3. Ketidakpuasan dengan Kesimbangan Hidup dan Pekerjaan
Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sangat penting bagi kesejahteraan pegawai. Jika sebuah perusahaan tidak mendukung keseimbangan kerja-hidup yang sehat, pegawai mungkin merasa terlalu terbebani dan stres, yang akhirnya dapat mendorong mereka untuk mencari pekerjaan di tempat lain yang menawarkan lingkungan kerja yang lebih seimbang. Terlebih bagi generasi Z yang hingga kini masih sangat mengedepankan kesimbangan antara bekerja dan kehidupan personal.
4. Konflik dengan Manajemen, Atasan atau Rekan Kerja
Konflik interpersonal dengan manajemen atau rekan kerja adalah faktor lain yang dapat mendorong pegawai untuk meninggalkan pekerjaan mereka. Ketidakcocokan dalam gaya kepemimpinan, perbedaan budaya perusahaan, atau ketidaksepakatan dengan rekan kerja dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak menyenangkan dan tidak produktif. Tak hanya itu, konflik ini juga dapat menjadikan lingkungan kantor menjadi makin toxic, sehingga pegawai lebih suka resign daripada tetap bertahan.
5. Kompensasi Tidak Memadai
Kompensasi yang tidak memadai seringkali menjadi alasan utama pegawai untuk mencari pekerjaan di tempat lain. Ketika mereka merasa bahwa upah atau manfaat yang mereka terima tidak sebanding dengan nilai kontribusi mereka, mereka mungkin merasa bahwa resign adalah satu-satunya pilihan yang masuk akal.
6. Kurang Kesempatan dalam Partisipasi Pekerjaan
Pegawai yang merasa tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka cenderung merasa tidak terlibat dan tidak memiliki rasa memiliki terhadap perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan keengganan untuk tetap bertahan di perusahaan yang tidak memberikan mereka suara dalam proses pengambilan keputusan.
7. Budaya Perusahaan yang Buruk
Kultur perusahaan yang negatif atau tidak sehat dapat meracuni lingkungan kerja dan membuat pegawai merasa tidak nyaman atau tidak senang. Ketika pegawai merasa bahwa nilai-nilai perusahaan tidak sejalan dengan nilai pribadi mereka atau bahwa ada ketidakadilan atau perilaku yang tidak etis, mereka mungkin memilih untuk mencari kesempatan di tempat lain.
Mengambil keputusan untuk keluar dari pekerjaan atau resign bukanlah perkara yang mudah. Terlebih di tengah makin masifnya gelombang pemutusan hubungan kerja di berbagai industry akhir-akhir ini. Hal penting yang perlu kamu ingat adalah, pertimbangkan dengan baik, jika ingin resign dan ingatlah jangan membuat keputusan pada saat emosi dan marah ya…(*)