JAKARTA – suksesmedia.id – Pernahkah Anda melihat orang yang memiliki perilku seksual yang menyimpang? Atau bahkan Anda sendiri pernah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari orang yang tidak diduga seperti menunjukkan alat vitalnya di depanmu. Beberapa kasus misalnya menunjukkan ketertarikan berlebihan dengan benda mati namun berujung pada hasrat seksual yang tidak terkontrol. Nah jika hal itu sedang ada temui maka kemungkinan besar orang tersebut menderita kelainan seksual.
Kelainan seksual atau parafilia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pola perilaku atau minat seksual yang tidak biasa atau menyimpang dari norma sosial dan budaya yang diterima. Dalam konteks medis dan psikologis, kelainan seksual mengacu pada kondisi di mana seseorang mengalami dorongan atau perilaku seksual yang tidak umum, berulang, dan intens terhadap objek, situasi, atau individu yang tidak biasanya menjadi sumber gairah seksual. Nah berikut ini adalah berbagai jenis kelainan seksual dan penyebabnya:
Fetishisme
Fetishisme merupakan kelainan seksual di mana seseorang mengalami dorongan atau gairah seksual yang intens terhadap objek tertentu, bagian tubuh non-genital, atau benda mati. Ketertarikan seksual pada benda atau bagian tubuh tersebut menjadi fokus utama hasrat seksual seseorang, melebihi atau menggantikan ketertarikan pada aktivitas seksual yang melibatkan pasangan.
Dalam konteks fetishisme, objek atau bagian tubuh tertentu yang menjadi sumber gairah seksual disebut sebagai “fetish”. Individu yang mengalami fetishisme sering kali hanya bisa mendapatkan kepuasan seksual melalui interaksi dengan objek atau situasi yang mereka fetisisasi, atau dengan memikirkan hal-hal tersebut saat berhubungan seksual. Beberapa orang dengan kelainan fetishisme ini misalnya akan menyukai benda-benda sepert celana dalam, bra, sarung tangan, baju, pakaian dalam dan lainnya dan akan diasosiasikan dengan pengalaman seksual mereka. Tak hanya itu, fetishisme ini juga bisa berkaitan dengan kecenderungan orang yang sangat menyukai bagian tubuh yang tidak lazim sebagai pusat rangsangan seksual misalnya kaki, tangan, rambut, atau kuku serta bagian tubuh lainnya.
Ekshibisionisme
Ekshibisionisme adalah kelainan seksual di mana seseorang mendapatkan kepuasan atau rangsangan seksual dengan memperlihatkan alat kelamin mereka kepada orang lain yang tidak menduga atau tidak memberikan persetujuan. Orang yang mengalami ekshibisionisme merasa dorongan yang kuat untuk menunjukkan bagian tubuh yang intim, biasanya kepada orang asing, dengan tujuan mengejutkan, mengagetkan, atau memancing reaksi dari korban.
Tindakan ini biasanya tidak melibatkan kontak fisik dengan korban, namun penderita ekshibisionisme dapat mencapai kepuasan seksual hanya dari respons korban, seperti rasa terkejut, takut, atau malu. Ekshibisionisme sering kali dilakukan di tempat umum, seperti di jalan, taman, atau di transportasi umum, dan cenderung dilakukan oleh pria terhadap wanita atau anak-anak. Mayoritas Ekshibisionis tidak mencari persetujuan dari orang lain dan biasanya sengaja memilih orang-orang yang tidak menduga akan kejadian tersebut, seperti orang asing di tempat umum.
Ekshibisionis menikmati memperlihatkan alat kelaminnya, mereka biasanya tidak berusaha melakukan kontak fisik dengan korban. Kepuasan seksual berasal dari reaksi korban, bukan dari aktivitas seksual langsung.
Voyeurisme
Voyeurisme merupakan perilaku seksual di mana seseorang memperoleh kepuasan dengan mengamati orang lain yang sedang melakukan aktivitas intim atau seksual, biasanya tanpa sepengetahuan atau persetujuan orang yang diintip. Perilaku ini dianggap sebagai gangguan jika orang tersebut secara terus-menerus dan kompulsif terlibat dalam kegiatan ini, mengakibatkan masalah psikologis atau sosial yang serius.
Voyeurisme seringkali melibatkan aktivitas seperti melihat orang lain saat sedang berganti pakaian, mandi, atau melakukan hubungan seksual. Ini bisa terjadi di berbagai lingkungan, seperti tempat umum, rumah, atau melalui teknologi seperti kamera tersembunyi atau media digital. Voyeurisme adalah bentuk penyalahgunaan privasi dan dalam banyak kasus, dianggap sebagai tindakan ilegal yang dapat mengakibatkan hukuman hukum. Orang dengan kelainan ini mengalami gairah seksual hanya melalui pengamatan rahasia terhadap orang lain. Mereka sering kali tidak tertarik atau tidak mampu mencapai kepuasan seksual dengan pasangan secara langsung.
Tak hanya itu, kunci dari perilaku voyeuristik adalah bahwa aktivitas ini dilakukan secara rahasia, tanpa diketahui atau disetujui oleh orang yang diintip. Misalnya, pengintip mungkin menggunakan celah jendela, kamera tersembunyi, atau tempat pengamatan yang terlindung. Menariknya, meskipun voyeur merasakan gairah seksual dengan mengintip, mereka jarang mencoba untuk terlibat secara langsung dengan orang yang mereka amati. Mereka lebih memilih untuk tetap pasif dalam peran pengamat.
Sadisme dan Masokisme
Dalam sadisme seksual, seseorang mendapatkan kepuasan seksual dari menyakiti atau mendominasi pasangan. Sebaliknya, masokisme adalah salah satu jenis kelainan seksual (parafilia) di mana seseorang merasa mendapat kepuasan seksual atau emosional dari rasa sakit, penghinaan, atau penderitaan yang diterima oleh dirinya sendiri. Dalam konteks seksual, penderita masokisme mungkin menikmati dipukul, direndahkan, atau diberikan berbagai bentuk siksaan fisik maupun psikologis, dan hal tersebut menimbulkan rangsangan seksual atau kepuasan bagi mereka.
Masokisme sering kali dipasangkan dengan sadisme, yang merupakan kebalikan dari masokisme. Jika masokis menikmati penderitaan, sadis menikmati menyebabkan rasa sakit atau penderitaan pada orang lain. Gabungan antara sadisme dan masokisme dalam hubungan disebut sadomasokisme atau S&M, yang melibatkan orang yang memiliki kecenderungan sadis dan masokis dalam hubungan seksual atau permainan peran tertentu.
Masokisme mungkin berasal dari konflik internal atau trauma masa kecil yang terkait dengan rasa bersalah, harga diri rendah, atau pengingkaran terhadap kekuasaan. Tak hanya itu, eksposur pada budaya atau media yang mendukung perilaku sadomasokistik dapat memengaruhi perkembangan preferensi ini.
Pedofilia
Pedofilia adalah kelainan seksual (parafilia) di mana seseorang memiliki ketertarikan seksual yang intens dan terus-menerus terhadap anak-anak yang belum memasuki masa pubertas (biasanya di bawah usia 13 tahun). Orang yang memiliki pedofilia disebut pedofil, dan mereka cenderung merasa dorongan seksual terhadap anak-anak, meskipun tidak selalu bertindak atas dorongan tersebut.
Pedofilia dianggap sebagai gangguan psikoseksual serius karena melibatkan hasrat seksual yang tidak tepat secara moral, sosial, dan hukum. Selain itu, tindakan pedofilia yang melibatkan eksploitasi seksual terhadap anak-anak dapat berdampak sangat negatif pada perkembangan psikologis dan emosional anak.
Dalam banyak kasus pedofil memiliki ketertarikan seksual yang kuat pada anak-anak, sering kali lebih besar daripada ketertarikan mereka terhadap orang dewasa. Di sisi lain, hasrat yang berulang dan Intens: Dorongan seksual ini biasanya bersifat obsesif dan terus-menerus, sering kali melibatkan fantasi seksual yang berkaitan dengan anak-anak. (*)