JAKARTA – suksesmedia.id – Pernakah kamu mengalami sakit kepala yang terus berulang? Padahal kamu sudah mengobatinya. Dalam beberapa kesempatan, sakit kepala yang kamu alami pun semakin menjadi-jadi kian sulit untuk diredakan, padahal dokter telah meresepkan obat pusing untukmu. Menariknya, saat kepalamu pusing kamu justru makin sensitive dengan cahaya gejala pusing semakin terasa. Nah jika kamu mengalami hal ini, bisa jadi kamu mengalami migrain berkepanjangan.
Lalu apakah migrain itu? dilansir dari Jurnal Neurologist, karya dari Rami Burstein, Rodrigo Noseda dan David Borsook migrain adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan serangan sakit kepala berulang yang sering kali disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya dan suara. Serangan migrain bisa berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari dan bisa sangat menyakitkan, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya. Migrain lebih umum terjadi pada wanita dibandingkan pria dan sering kali dimulai pada masa remaja atau awal dewasa.
Secara umum, gangguan sakit kepala migrain memiliki gejala yang cukup beragam. Pada tahap gangguan sakit kepala migrain bisa terjadi beberapa jam atau hari sebelum serangan migrain dan meliputi gejala seperti perubahan suasana hati, kelelahan, keinginan untuk makan makanan tertentu, leher kaku, dan peningkatan rasa haus. Tak hanya itu, gangguan migrain pada beberapa orang mengalami aura sebelum atau selama serangan migrain. Aura biasanya melibatkan gangguan visual seperti kilatan cahaya, bintik-bintik gelap, atau penglihatan kabur. Aura juga bisa mempengaruhi kemampuan bicara, sensasi tubuh, atau fungsi motorik. Nah berikut ini adalah sejumlah penyebab seseorang lebih mudah mengalami gangguan migrain:
Faktor Genetik
Migrain sering kali memiliki komponen genetik, sehingga jika ada anggota keluarga yang menderita migrain, risiko Anda untuk mengalami kondisi ini lebih tinggi. Pada sebagian besar kasus, anak-anak yang lahir dari para orangtua yang mengidap migrain, kemungkinan besar akan diturunkan kepada anaknya. Tak hanya itu, mereka juga bisa jadi memiliki gangguan migrain yang lebih parah.
Perubahan Hormon
Fluktuasi hormon, terutama estrogen pada wanita, sering kali dikaitkan dengan serangan migrain. Banyak wanita mengalami migrain menjelang atau selama menstruasi, kehamilan, atau menopause. Para wanita yang sedang mengalami menstruasi, biasanya akan lebih mudah didera oleh gangguan migrain. Hal ini disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan hormone yang kemungkinan besar berpengaruh pada kondisi fisiknya. Selain itu, pada wanita yang sedan hamil juga sangat mungkin lebih mudah untuk mengalami migrain. Tentu saja disebabkan oleh kondisi hormonal mereka.
Makanan dan Minuman
Beberapa makanan dan minuman seperti alkohol (terutama anggur merah), cokelat, kafein, makanan yang diawetkan atau difermentasi, dan makanan asin dapat memicu migrain. Orang-orang yang gemar minum alcohol, memiliki reisiko lebih tinggi mengalami gangguan migrain. Sedangkan para pecandu kopi dan minuman dengan kandungan kafein tinggi, juga sangat dimungkinkan untuk mengalami gangguan migrain lebih parah jika dibandingkan dengan orang yang bukan pencandu kafein.
Stres dan Kecemasan
Stres emosional atau fisik bisa memicu serangan migrain. Relaksasi setelah stres yang intens juga dapat menyebabkan migrain yang dikenal sebagai migrain akhir pekan. Pada kasus orang yang mengalami gangguan migrain karena stress, lebih banyak berdampak pada gangguan tidur. Tak hanya itu, orang-orang yang stres juga lebih mudah mengalami ketidakseimbangan hormon sehingga berdampak pada terjadinya gangguan migrain, sensitive terhadap cahaya serta kurang mampu mengendalikan emosinya.
Perubahan Pola Tidur
Kurang tidur atau tidur berlebihan dapat memicu serangan migrain. Pola tidur yang tidak teratur juga sering dikaitkan dengan migrain. Orang-orang yang kurang tidur, menyebabkan fungsi syaraf dan sistem kendali syaraf menjadi kurang optimal. Bagaimanapun, istirahat menjadikan tubuh dan syaraf lebih mudah untuk melakukan peremajaan sel. Aktivitas peremajaan sel ini berfungsi untuk mengganti sel-sel yang telah rusak, sehingga berdampak pada kualitas kesehatan fisik. Sementara itu, jam tidur yang tidak teratur akan menjadikan tubuh kurang optimal dalam merespon perubahan dan siklus metabolism tubuh, akibatnya tubuh menjadi rentan sakit dan menyebabkan migrain yang tak kunjung usai.
Perubahan Cuaca
Perubahan dalam tekanan udara, cuaca ekstrem, atau perubahan suhu bisa memicu migrain pada beberapa orang. Cuaca dan susu ekstrem tak jarang menjadikan tubuh kesulitan untuk melakukan adaptasi. Akibatnya, respon tubuh seseorang menjadi kurang optimal. Dalam beberapa kasus, misalnya saat udara terlalu dingin dan tubuh kurang cairan bisa berujung pada terjadinya migrain. (*)