JAKARTA – suksesmedia.id – Bulan ramadhan adalah bulan yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia, di mana umat Muslim menahan diri dari makan, minum, dan kebiasaan buruk lainnya dari fajar hingga matahari terbenam. Namun, bagi para perokok, menjaga kebiasaan merokok selama bulan puasa bisa menjadi tantangan tersendiri. Bahkan, merokok berlebihan saat puasa dapat memiliki dampak negatif yang serius bagi kesehatan.

Sayangnya, beberapa orang cenderung abai dan kurang memperhatikan betapa pentingnya mengurangi rokok saat berpuasa. Alih-alih berbuka dan sahur dengan makanan yang sehat, beberapa orang justru menambahnya dengan konsumsi rokok berlebihan. Bahkan setelah buka atau sahur sekalipun. Inilah lima bahaya merokok berlebihan usai berbuka atau pun sahur:

Mengalami Dehidrasi

Salah satu bahaya merokok saat puasa adalah risiko dehidrasi yang lebih tinggi. Merokok dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan akan cairan dalam tubuh, dan saat berpuasa, ketidakmampuan untuk minum air atau minuman lainnya selama berjam-jam dapat meningkatkan risiko dehidrasi yang serius.

Gangguan Pencernaan

Merokok dapat merusak lapisan pelindung lambung dan meningkatkan produksi asam lambung, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti sakit maag atau refluks asam. Saat berpuasa, gangguan pencernaan ini dapat menjadi lebih parah karena perut kosong dan peningkatan asam lambung.

Kerusakan Paru-Paru

Merokok berlebihan dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang serius, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), emfisema, atau kanker paru-paru. Kondisi ini dapat memperburuk gejala sesak napas atau batuk yang mungkin dialami selama puasa.

Penurunan Kualitas Ibadah

Merokok dapat mengurangi stamina dan kebugaran fisik, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas ibadah selama bulan puasa. Para perokok mungkin merasa lebih lelah atau lemah selama berpuasa, dan hal ini dapat mengganggu kemampuan mereka untuk menjalankan ibadah dengan baik.

Resiko Kesehatan Dalam Jangka Panjang

Merokok berlebihan selama bulan puasa dapat meningkatkan risiko mengalami berbagai penyakit serius, termasuk penyakit jantung, stroke, penyakit paru-paru, dan kanker. Risiko kesehatan jangka panjang ini dapat berdampak buruk pada kesejahteraan dan harapan hidup seseorang. (*)

By Editor