JAKARTA – suksesmedia.id – Para orangtua saat ini memiliki tantangan tersendiri dalam mendorong anak-anak mereka, untuk menjalani pendidikan tinggi. Dalam beberapa kesempatan, para orangtua bahkan merasa bahwa anak-anak terkadang sulit untuk diarahkan dan diberikan motivasi agar dapat memilih pendidikan tinggi di jenjang universitas yang relevan dengan kebutuhan zaman.

Di sisi lain, pada zaman yang sudah penuh dengan distraksi dan problematika saat ini, diperlukan kelegaan dan keleluasan dari para orangtua untuk menemukenali peran strategis orangtua sebagai mitra atau partner bagi anak. Partner ini tak terbatas pada keseharian mereka, namun juga termasuk dalam menentukan jurusan kuliah yang hendak dipilihnya. Banyak fakta di lapangan yang pada akhirnya anak-anak justru menyesal karena telah salah mengambil jurusan diakibatkan oleh paksaan atau kehendak dari orantua mereka. Tak hanya itu, anak-anak yang sudah beranjak dewasa ini, akhirnya menjadi enggan untuk melanjutkan pendidikanya.

Pada dasarnya sangatlah perlu disadari bahwa anak-anak yang sudah mulai beranjak dewasa, diberikan kebebasan untuk memilih beberapa hal yang berkaitan dengan hidupnya. Cara ini menjadi salah satu langkah tepat, dalam mengajarkan anak untuk mencari solusi tepat guna dalam permasalahan hidupnya. Sebuah penelitian psikologi dari University Park dari Pensylvinia menyatakan bahwa para orangtua yang memiliki keterlibatan pada anak-anak yang sedang beranjak dewasa atau masa remaja, memberikan dampak positif bagi perkembangan mental anak mereka menjadi lebih sehat. Dalam studi yang telah dilakukan menyatakan bahwa anak-anak yang memiliki orangtua aktif dalam berkomunikasi, terkait pendidikan, pergaulan dan kehidupan sosial anak-anaknya, memberikan dampak baik bagi kemandirian anak di kemudian hari.  

Sementara itu, jika dikaitkan dengan menentukan jurusan kuliah yang tepat bagi anak, para orangtua disarankan tidak memaksakan kehendak pada anak, karena situasi ini hanya akan menjadikan anak memiliki ketergantungan pada orangtuanya secara berlebihan. Mengapa demikian? Faktanya, semua kekacauan dan masalah yang diakibatkan oleh anak-anak, dan para orangtua terlalu banyak ikut campur membereskan masalahnya, justru membuat anak tidak dewasa dan mandiri. Tak hanya itu, anak-anak yang terlalu tergantung pada orangtua justru akan tumbuh jadi pribadi yang dependent, kurang berani ambil resiko dan takut mencoba hal-hal baru karena dihantui kegagalan.

Ajak Anak Diskusi Bukan Memaksa

Anak-anak yang telah tumbuh remaja ke masa peralihan dewasa awal, biasanya tumbuh dengan kompleksitas berbeda. Beberapa anak ada yang mudah mengungkapkan isi pikiran dan perasaanya, plus lebih ekstrovert. Namun, beberapa anak yang lain, ada yang lebih introvert dan sulit untuk mengungkapkan pikiran maupun perasaannya. Oleh karena itu, dibutuhkan peran serta orangtua untuk mendampingi anak-anak saat menentukan arah hidup yang akan dipilih, termasuk dalam menentukan jurusan pendidikan tinggi di jenjang universitas.

Peran penting para orangtua ini, dapat tercermin dari beberapa hal kritikal yang dapat dilatih bersama dengan anak. Beberapa cara seperti mengajak anak untuk bicara, bertukar pikiran, mencari informasi di internet mengenai jurusan, dan melakukan diskusi dua arah akan sangat membantu anak dalam memahami kehidupan pada jenjang pendidikan tinggi. Di sisi lain, tidak disarankan bagi para orangtua menjadi otoriter dan memaksakan kehendaknya, terutama jika dikaitkan dengan pemilihan jurusan bagi anaknya di Universitas. Jika perlu, ketika ingin mendapatkan gambaran yang lebih spesifik mengenai potensi, bakat dan minat anak, para orangtua dapat berkonsultasi dengan profesional seperti konselor atau psikolog yang mampu memberikan rekomendasi bagi anak terkait minat dan bakatnya. Paling tidak, cara ini bisa memberikan gambaran singkat mengenai bakat dan minat anak, serta jurusan kuliah apa saja yang cocok bagi sang buah hati. (*)

By Editor