JAKARTA – suksesmedia.id – Korea selatan merupakan salah satu negara Asia yang memiliki perekonomian maju jika dibandingkan dengan negara di Kawasan asia lainnya. Sebagai salah satu negara maju di Asia, Korea Selatan memiliki budaya yang unik dan kebiasaan orang-orangnya yang sangat baik. Tata kota yang rapi, bersih dan tingkat kedisiplinan masyarakat Korea Selatan, menjadikan negara ini mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Korea Selatan merupakan negara di Asia, yang telah berhasil menumbuhkan industry hiburan mereka, berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan menjamurnya, tayangan film drama Korea, music dan berbagai pop culture yang turut mewarnai gaya hidup kaum muda di beberapa negara asia seperti Indonesia, Thailand, Singapore dan negara Kawasan asia lainnya.

Namun, kendati telah berhasil menjadi negara maju Korea Selatan juga menyimpan banyak sisi kelam, yang tak kalah mengherankan. Nah inilah tujuh sisi kelam kehidupan masyarakat di Korea Selatan, yang patut Anda ketahui:

1. Masyarakat sangat kompetitif

Kehidupan di Korea Selatan yang serba cepat, maju dan sempurna telah membuat masyarakatnya menjadi sangat kompetitif. Tak hanya itu, orang-orang Korea juga menjadi sangat takut jika mereka kalah bersaing dalam hal apa pun. Bukan hanya soal rupa yang menawan, orang-orang Korea selatan juga berlomba bersekolah di kampus bergengsi agar dapat mendapatkan pekerjaan idaman. Tak jarang, para orangtua justru memaksa anak-anak mereka untuk mengikuti banyak les tambahan hingga larut malam, agar mereka bisa masuk ke kampus terbaik di Korea Selatan. Situasi inilah yang menyebabkan para orangtua dan anak-anak menjadi sangat kompetitif dan ingin selalu bersaing mendapatkan yang terbaik.

2. Tingkat stres tinggi

Kehidupan yang serba sempurna telah menjadikan masyarakat Korea Selatan, mengalami stress pada banyak lini kehidupan. Tak hanya dalam hal pendidikan, beberapa hal yang berkaitan dengan karir dan pekerjaan dan kekayaan, telah berdampak pada stres yang cukup akut pada orang-orang di Korea Selatan. Kondisi ini dipicu oleh tekanan sosial sangat besar dan pandangan di Korea Selatan bahwa orang-orang menarik dan pintar akan jauh lebih sukses. Oleh sebab itu, banyak orang berlomba-lomba melakukan apa saja agar menjadi orang pintar, menarik dan sempurna.

3. Jam Kerja Panjang dan Overwork

Biaya hidup dan beban pengeluaran yang besar di Korea Selatan, menjadikan banyak orang pada kelompok pekerja di Korea Selatan bekerja berlebihan. Menariknya, para pegawai ini menganggap bahwa bekerja berlebihan atau overwork adalah hal yang biasa dilakukan, agar karir mereka makin menanjak dan cemerlang. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika banyak para pegawai yang bekerja mati-matian atau overwork demi memenuhi kebutuhan hidup dan jenjang karirnya.

4. Orang enggan menikah dan punya anak

Kerasnya hidup di Korea Selatan dan biaya hidup yang tidak murah, menjadikan orang-orang yang masih berada di kelompok usia produktif enggan untuk menikah. Alih-alih menikah, orang-orang di Korea Selatan justru lebih suka menghabiskan waktu mereka untuk pekerjaan dan karir. Mereka merasa bahwa memiliki anak justru akan menjadi masalah baru bagi mereka, karena akan meningkatkan pengeluaran hidup dan merepotkan dalam hal pengasuhannya kelak.

5. Marak bullying dan cancel culture

Kehidupan di Korea Selatan, sesunggunya tidak seindah dan semenakjubkan seperti di tayangan drama atau film Korea. Tuntutan society di Korea yang tinggi dan tekanan sosial yang kian sulit dihindari, menjadikan anak-anak dan remaja di Korea Selatan mengalami bullying di sekitar mereka. Parahnya, bullying ini justru dilakukan oleh teman-teman mereka sendiri. Belum lagi masalah cancel culture yang semakin marak, melalui media sosial telah berdampak pada kehidupan masyarakat terutama anak-anak muda di Korea Selatan. Jadi tidaklah mengherankan jika masalah kesehatan mental makin meresahkan di negeri ginseng ini, bahkan pada semua golongan usia baik tua, dewasa, remaja hingga anak-anak.

Nah itulah lima sisi gelap kehidupan di Korea Selatan yang kadang sering dilupakan oleh banyak orang. Tak terkecuali oleh orang-orang di Indonesia. Bagaimana pun tidak ada kehidupan yang sempurna, dan jika seseorang mampu menyelesaikan setiap masalah akan dapat menaiki fase hidup yang lebih sulit selanjutnya. (hasis/steven)

By Editor