Serias Gadis Kretek Netlfix

Bagi Anda penyuka series dengan setting masa lampau dan sejarah, maka rasanya tidak akan melewatkan untuk menonton series “Gadis Kretek” yang telah release di platform bebayar Netflix. Series yang belakangan menduduki peringkat atas di Netflix ini, tengah hangat menjadi perbincangan di lini masa.

Gadis Kretek” merupakan seris bergenre romantic sejarah dengan balutan intrik dan politik di tahun 1960-an yang kental dengan aura gerakan politik di Indonesia. Dibintangi oleh sejumlah artis dan actor papan atas, series ini mengambil setting waktu tempat kehidupan di Pulau Jawa di tahun 1960-an setelah Indonesia merdeka, namun gerakan G30S PKI sedang hangat kala itu.

Series “Gadis Kretek” diperankan sejumlah actor dan aktris kenamaan seperti Dian Sastrowaroyo, Ario Bayu, Ine Ferbiyanti, Arya Seloka, Wingki Wiryawan, Putri Marino, Ibnu Jamil, Tisa Biani, Sheila Dara serta sejumlah artis senior lainnya. Series ini merupakan adaptasi dari novel karya Ratih Kumala yang terbit pada 2012, dan memenangkan penghargaan sepuluh besar Kusala Sastra Khatulistiwa.

Series “Gadis Kretek” sedainya ditayangkan dalam lima episode dengan alur atau plot yang dinamis. Series ini lebih banyak mengedepankan narasi, dari sejumlah adegan dalam berbagai peristiwa. Tokoh utama Dasiyah atau Jeng Yah dalam karakter ini diperankan cukup memukau oleh Dian Sastrowardoyo, dengan pembawaan karakter jawa yang sangat elegan, tegas, anggun namun keras. Dikisahkan Dasiyah merupakan anak perempuan dari pengusaha rokok kretek yang memiliki ketertarikan terhadap racikan saus rokok kretek kala itu, namun ditentang oleh orang-orang pada zaman itu. Hal ini disebabkan oleh adat dan kebiasaan para peracik saus yang biasanya dilakukan oleh kaum pria di masa itu. Serial ini seolah ingin mendobrak stigma mengenai patriarki yang sangat kental di Indonesia.

Berikut ini tiga fakta menarik mengenai serial “Gadis Kretek”:

1. Sinematografi Epic dan Kental Nuansa Sejarah

Serial yang menduduki peringkat atas di tayangan Netflix Indonesia ini, dibesut dengan sinematografi, suasana dan pencayahaan yang sungguh memukau penonton. Bahkan penggambaran Dasiyah dan Soeraja yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo dan Ario Bayu sangat pas dalam sejumlah adegan, dengan latar era tahun 60-an.

2. Diputar Perdana di Busan Korea Selatan

Salah satu yang membanggakan dari serial “Gadis Kretek” ini adalah penayangannya di Busan yang sangat mencuri perhatian. Para penikmat film dan series di Korea Selatan bahkan memuji cerita dan kostum yang dikenakan oleh para pemain, yang memberikan ciri khas serta citra sejarah Indonesia yang sangat kuat.

3. Gabungan Antara Cerita Sejarah, Cinta dan Masa Gejolak Politik Tahun 1965

Serial “Gadis Kretek” merupakan series yang disutradarai oleh Ifa Ifansyah dan Kamila Andini. Kedua sutradara yang kebetulan suami istri ini, mampu mengemas cerita sejarah “Gadis Kretek” menjadi lebih hidup dengan perpaduan antara kisah cinta, politik, intrik dan bisnis. Jadi jangan lewatkan series ini, karena endingnya akan memberikan kejutan bagi Anda, penikmatnya. *

By Editor