JAKARTA – suksesmedia.id – Vape merupakan salah satu jenis rokok elektronik yang sekarang makin trend di kalangan anak muda. Menariknya, jumlah pengguna vape makin hari makin meningkat. Dilansir dari data laman katadata, Indonesia merupakan negara dengan pengguna vape tertinggi setelah Swiss dan Amerika. Angkanya bahkan cukup mencengangkan bahwa 1 dari 4 orang yang disurvey pernah menyatakan mencoba vape sebagai pengganti rokok.

Penggunaan vape atau rokok elektronik telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama di kalangan remaja dan orang dewasa muda. Vape dipromosikan sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok konvensional, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan vape tidak bebas risiko dan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius. Berikut adalah beberapa bahaya utama menggunakan vape bagi kesehatan.

Dampak Pada Sistem Pernafasan

Salah satu risiko utama dari penggunaan vape adalah dampaknya pada sistem pernapasan. Uap yang dihasilkan oleh vape mengandung berbagai bahan kimia, termasuk propilen glikol, gliserin, dan berbagai perasa yang dipanaskan. Ketika dihirup, bahan kimia ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Penelitian menunjukkan bahwa vape dapat menyebabkan bronkitis kronis dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Selain itu, beberapa kasus penyakit paru-paru akut yang serius, seperti EVALI (E-cigarette or Vaping Use-Associated Lung Injury), telah dikaitkan dengan penggunaan vape.

Kandungan Nikotin dan Adiktif

Meskipun beberapa pengguna beralih ke vape untuk mengurangi konsumsi nikotin, banyak produk vape masih mengandung nikotin dalam jumlah yang signifikan. Nikotin adalah zat adiktif yang dapat menyebabkan ketergantungan. Ketergantungan nikotin dapat mengganggu fungsi kognitif dan perkembangan otak, terutama pada remaja dan dewasa muda yang otaknya masih dalam tahap perkembangan. Selain itu, nikotin dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Bahan Kimia Berbahaya

Selain nikotin, cairan vape mengandung berbagai bahan kimia lain yang bisa berbahaya. Beberapa cairan vape mengandung formaldehida, asetaldehida, dan akrolein, yang semuanya adalah bahan kimia beracun. Formaldehida, misalnya, adalah karsinogen yang dikenal, sementara asetaldehida dan akrolein dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia ini dapat meningkatkan risiko kanker dan penyakit lainnya.

Resiko Ledakan dan Cidera Fisik

Baterai lithium-ion yang digunakan dalam perangkat vape memiliki risiko meledak jika tidak digunakan atau diisi ulang dengan benar. Kasus ledakan vape telah menyebabkan luka bakar serius, cedera wajah, dan kerusakan gigi. Meskipun kejadian ini relatif jarang, risikonya tetap ada dan dapat memiliki konsekuensi yang parah.

Pengaruh Sosial dan Perilaku

Penggunaan vape juga memiliki dampak sosial dan perilaku. Ada kekhawatiran bahwa penggunaan vape dapat menjadi pintu gerbang menuju penggunaan produk tembakau tradisional. Remaja yang menggunakan vape lebih mungkin untuk mulai merokok rokok konvensional di kemudian hari. Selain itu, normalisasi penggunaan vape dapat membuat merokok terlihat lebih dapat diterima secara sosial, yang bisa mempersulit upaya pengendalian tembakau.

Kurangnya Regulasi dan Pengawasan

Di banyak negara, regulasi terhadap produk vape masih kurang ketat dibandingkan dengan rokok konvensional. Ini berarti bahwa banyak produk vape mungkin tidak diuji dengan baik untuk keamanan dan efek kesehatan jangka panjangnya belum sepenuhnya diketahui. Kurangnya regulasi ini membuat pengguna vape berisiko lebih tinggi terhadap potensi bahaya yang tidak diketahui.

Meskipun vape sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional, bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan vape tetap memiliki risiko kesehatan yang signifikan. Dampak negatif pada sistem pernapasan, kandungan nikotin yang adiktif, bahan kimia berbahaya, risiko ledakan, serta pengaruh sosial dan perilaku, semuanya menunjukkan bahwa vape bukanlah pilihan yang sepenuhnya aman. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya penggunaan vape dan mendorong kebijakan yang lebih ketat untuk melindungi kesehatan masyarakat, terutama generasi muda yang rentan terhadap pengaruh negatif dari produk ini. (*)

By Editor