JAKARTA – suksesmedia.id – Baru-baru ini tengah viral mengenai salah seorang mahasiwa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang diduga bunuh diri karena mengalami bullying dan overwork. Bahkan dalam unggahan di berbagai sumber media sosial, disebutkan dokter tersebut bekerja hingga 18 jam per hari. Padahal orang yang berkerja sangatlah merugikan bagi kesehatan fisik dan mental.

Dalam dunia yang semakin kompetitif dan cepat berubah, tuntutan pekerjaan sering kali menekan individu untuk bekerja lebih keras dan lebih lama. Meskipun dedikasi dan kerja keras adalah nilai yang penting, bekerja secara berlebihan atau overwork dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Bekerja melebihi batas waktu dan kemampuan fisik serta mental kita bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dan kehidupan sosial. Berikut ini adalah dampak dari overwork secara fisik dan mental:

Stres Kronis

Salah satu dampak utama dari overwork adalah meningkatnya tingkat stres. Stres adalah respons alami tubuh terhadap tekanan, tetapi ketika tekanan itu terus-menerus dan tidak terkendali, stres dapat menjadi kronis. Stres kronis menyebabkan pelepasan hormon stres seperti kortisol, yang dapat merusak berbagai sistem tubuh jika terjadi secara berkepanjangan. Stres yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, gangguan tidur, gangguan pencernaan, hingga gangguan kardiovaskular.

Risiko Penyakit Kardiovaskular

Studi menunjukkan bahwa orang yang bekerja berjam-jam lebih berisiko mengalami penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke. Penyebab utamanya adalah kombinasi dari stres, kurang tidur, dan gaya hidup yang tidak sehat yang sering kali menyertai overwork. Misalnya, orang yang bekerja berlebihan cenderung mengabaikan olahraga, mengonsumsi makanan cepat saji, dan merokok atau minum alkohol lebih banyak untuk mengatasi stres. Kebiasaan-kebiasaan ini dapat memperburuk kondisi kesehatan jantung dan meningkatkan risiko penyakit.

Gangguan Tidur

Tidur adalah waktu yang penting bagi tubuh untuk memulihkan diri. Ketika seseorang bekerja terlalu banyak, waktu untuk tidur sering kali terabaikan. Kurang tidur secara konsisten dapat menyebabkan gangguan tidur seperti insomnia, sleep apnea, dan tidur yang tidak nyenyak. Kurang tidur juga berdampak langsung pada kesehatan mental, meningkatkan risiko depresi dan kecemasan, serta mempengaruhi kemampuan kognitif seperti memori, konsentrasi, dan pengambilan keputusan.

Masalah Kesehatan Mental

Overwork memiliki dampak signifikan pada kesehatan mental. Tekanan yang terus menerus, kurangnya waktu untuk diri sendiri, dan kelelahan fisik dapat menyebabkan gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan burnout. Burnout, atau kelelahan emosional, adalah kondisi di mana seseorang merasa hampa, tidak termotivasi, dan kehilangan minat terhadap pekerjaan. Kondisi ini tidak hanya menurunkan produktivitas, tetapi juga bisa menyebabkan isolasi sosial, penurunan rasa percaya diri, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri.

Menurunnya Sistem Kekebalan Tubuh

Stres kronis dan kurang tidur yang sering kali menyertai overwork dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Ketika sistem kekebalan tubuh lemah, tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Orang yang bekerja terlalu keras sering kali mengalami penyakit ringan yang berulang, seperti flu dan infeksi saluran pernapasan. Dalam jangka panjang, tubuh yang terus-menerus terpapar stres dan kelelahan juga lebih berisiko mengalami penyakit kronis.

Gangguan Pencernaan

Pola makan yang buruk dan kurangnya waktu untuk makan dengan benar sering kali menjadi bagian dari rutinitas kerja yang berlebihan. Kebiasaan ini dapat menyebabkan berbagai gangguan pencernaan seperti asam lambung, maag, dan sindrom iritasi usus besar (IBS). Stres juga dapat memperburuk kondisi ini dengan mempengaruhi keseimbangan flora usus dan fungsi sistem pencernaan secara keseluruhan.

Masalah Hubungan Sosial

Bekerja terlalu banyak tidak hanya merusak kesehatan fisik dan mental, tetapi juga kehidupan sosial seseorang. Kurangnya waktu untuk keluarga dan teman dapat menyebabkan hubungan yang renggang, isolasi sosial, dan kesepian. Hubungan yang sehat dan dukungan sosial sangat penting untuk kesejahteraan emosional. Ketika waktu dan energi hanya difokuskan pada pekerjaan, hubungan ini bisa menjadi rusak, yang pada akhirnya memperburuk kondisi mental dan emosional.

Penurunan Produktivitas

Ironisnya, bekerja terlalu keras dalam jangka panjang justru dapat menurunkan produktivitas. Ketika tubuh dan pikiran kelelahan, kemampuan untuk berpikir jernih, membuat keputusan, dan menyelesaikan tugas dengan efisien menurun. Kelelahan kronis dapat menyebabkan kesalahan kerja, penurunan kualitas pekerjaan, dan bahkan kecelakaan di tempat kerja. Istirahat yang cukup dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah kunci untuk mempertahankan produktivitas yang tinggi.

Risiko Kematian Dini

Penelitian menunjukkan bahwa overwork terkait dengan peningkatan risiko kematian dini. Studi yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa bekerja lebih dari 55 jam per minggu meningkatkan risiko stroke sebesar 35% dan risiko penyakit jantung sebesar 17%. Faktor-faktor seperti stres, kurang tidur, dan kebiasaan hidup yang tidak sehat semuanya berkontribusi pada risiko ini. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi bukan hanya penting untuk kesehatan, tetapi juga untuk memperpanjang harapan hidup.(*)

By Editor