JAKARTA – suksesmedia.id – Bagi kalian yang sudah menyaksikan film “Tuhan Izinkan Aku Berdosa” sudah tentu akan memiliki banyak pertanyaan berkecamuk. Apalagi film tersebut dikemas dalam nuansa kehidupan pesantren yang masih sangat tradisional di Indonesia beberapa waktu silam. Film besutan sutradara kawakan Hanung Bramantyo ini memang diadaptasi dari novel berjudul “Tuhan Izinkan Aku Menjadi Palcur” karya dari Muhidin M Dahlan yang merupakan buku kontroversial sejak terbit di 2003.
Awalnya, banyak kalangan yang agak skeptis dengan film ini karena bisa jadi akan jauh dari novel aslinya. Namun setelah menyaksikan film ini, rasanya Hanung Bramantyo, sebagai sutradara berpengalaman dan senior, terbukti mampu menghidupkan tokoh utama Nidah Kirani, sebagai mahasiswi yang juga seorang santriwati di sebuah pesantren. Alur dan kisah dalam film yang penuh drama antara memilih kemiskinan dan taat pada agama, justru menjadi salah satu point interest dalam film ini. Tak hanya, itu kehidupan pesantren yang terkesan puritan justru telah berdampak pada pemahaman dangkal para santri dan santriwati.
Puncak dari film ini adalah ketika Kirani sebagai tokoh sentral dalam film ini, harus menelan kekecewaan, pahit dan getirnya hidup karena dikhianati oleh orang-orang terdekat, sahabat, ustad, serta dosen yang dianggap sebagai panutan dalam kehidupan. Tak pelak, kondisi ini telah menjadikan Kiran hampir putus asa, hingga akhirnya memutuskan keluar dari pesantren dan menjadi pelacur karena ingin membalas dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya.
Aghniny Haque yang memerankan tokoh Nidah Kirani, dinilai beberapa penikmat film cukup berhasil dalam memerankannya. Tak hanya itu, penampilannya di sejumlah scene dan adegan dengan totalitas membuktikan bahwa artis yang merupakan mantan atlet taekwondo peraih medali perunggu di ajang SEA Games 2013 ini, tampil sepenuh hati. Ambil contoh misalnya ketika dia harus beradegan saat dia harus berkelahi dengan aktor senior Doni Damara yang memerankan tokoh Tomo sebagai dosennya yang ternyata adalah lelaki hidung belang. Belum lagi adegan panas dengan Nugi, aktor senior serta beberapa scene bersama Djenar Mahesa Ayu, aktor senior yang telah makan asam garam dunia acting, seolah menjadikan penampilan Aghniny Haque seperti paket yang komplit dalam film ini.
Alur Maju dan Mundur
Film “Tuhan Izinkan Aku Berdosa” yang ditulis oleh Ifan Ismail ini menyajikan alur maju mundur yang mengajak penonton untuk berpikir ke belakang, lalu kemudian diajak untuk maju ke beberapa problem berat yang harus dihadapi oleh Kirani sebagai tokoh sentral. Menariknya, dalam film ini seperti dikisahkan oleh Hanung Bramantyo selaku sutradara menyatakan film ini tidak sama persis dengan novelnya, namun tetap layak untuk dinikmati karena telah diadaptasi dengan cukup baik.
Sementara itu, dari aspek sinematografi dan setting tempat pembuatan film ini lebih banyak dilakukan di Yogyakarta sebagai tempat utama. Pemilihan sejumlah kostum yang lekat dengan nuansa pesantren di awal seolah ingin memberi pesan bahwa pesantren tak lepas dari aturan dan kebersahajaan. Namun siapa sangka justru di sana sejumlah kebohongan justru ditemukan oleh Kirani. Well jika kamu menyukai film bergenre drama yang menguras emosi antara marah, kecewa, kesal dan dendam, film ini layak kamu tonton serta memberi perspektif baru. (*)